Contoh Metode Ilmia


Contoh Metode ilmiah
- Adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan ( Penelitian


 1. Menyusun rumusan masalah. hal yang perlu diperhatikan
Maslah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih. Hubungan itu dapat berupa pengaruh, perbedaaan atau perbandingan antara variabel manipulasi, variabel respon atau variabel kontrol. Merupakan masalah yang dapat diuji dan dipecahkan Disususn dalam bentuk pertanyaan yang singkat dan jelas.

Contoh merumuskan masalah
Variabel manipulasi : cahaya matahari
Variabel respon      : Pertumbuhan  tanaman jagung
Variabel kontrol      : suhu, pupuk air
Rumusan masalah   :  Apakah terdapat pengaruh cahaya matahari terhadap tanaman jagung. 

Contoh
Variabel manipulasi    : Limbah pabrik
Variabel Respon        : populasi ikan
Variabel respon         : pakan, suhu, jenis ikan
Rumusan masalah      : ????????
Contoh Metode ilmiah terbaru 

Penyakit kanker termasuk dalam urutan kedua daftar kelompok penyakit penyebab kematian (Saffioti, 1997). Jumlah penderita kanker saat ini semakin meningkat, bahkan di Indonesia menempati urutan keenam sebagai penyebab kematian (Hariani, 2005). Usaha pengobatan medis yang sering dilakukan seperti pembedahan, radiasi dan pemberian obat antikanker hingga saat ini belum memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini antara lain disebabkan oleh rendahnya selektifitas obat antikanker yang digunakan ataupun karena patogenesis kanker itu sendiri belum jelas benar (Meiyanto dan Sugiyanto, 1997). Terapi pengobatan kanker
 yang utama seperti pembedahan dan radiasi hanya dapat dilakukan pada lokal stadium awal dan gagal

 digunakan untuk kanker yang telah berkembang pada stadium lanjut dan sudah mengalami metastasis (Indrayanto, 1988). Selain itu obat-obat kimia antikanker dan kemoterapi seringkali menimbulkan efek samping yang sangat tidak menyenangkan. Akibatnya masyarakat cenderung beralih pada pengobatan alam, dalam hal ini salah satu tanaman yang banyak diteliti efeknya sebagai antikanker adalah ceplukan (Physalis angulata L.). Pemanfaatan ceplukansebagai tanaman obat antikanker sebagian besar masih diekstrak dari bagian-bagian tertentu yang tumbuh di alam secara liar atau yang telah dibudidayakan. Cara ini mempunyai banyak kelemahan, diantaranya sangat dipengaruhi oleh musim, tumbuhan menghasilkan senyawa kimia tertentu setelah mencapai umur tertentu. Oleh karena itu diperlukan budidaya alternatif untuk menghasilkan senyawa-senyawa metabolit sekunder dan dapat mengatasi keterbatasan tersebut (Santoso dan Nursandi, 2004).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini diarahkan untuk menjawab permasalahan sebagai berikut: apakah ekstrak etanol kultur akar Physalis angulata L. yang ditumbuhkan pada media Murashige-Skoog mempunyai efek sitotoksik yang lebih poten dibandingkan ekstrak etanol tanaman utuhnya terhadap sel Myeloma dan senyawa kimia apa yang terkandung di dalam ekstrak tersebut?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak etanol kultur akar ceplukan (Physalis angulata L.) yang ditumbuhkan pada media Murashige-Skoog terhadap sel Myeloma dan mengetahui kandungan kimia yang ada di dalam ekstrak tersebut.
D. Tinjauan Pustaka
1. Kanker
a) Tinjauan Umum

Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang terjadi karena tumbuh dan berkembangbiaknya sel-sel baru di dalam tubuh yang bentuk, sifat dan kinetiknya berbeda dari sel normal asalnya. Sel baru tersebut pertumbuhannya liar, terlepas dari sistem kendali pertumbuhan normal sehingga merusak bentuk dan atau fungsi organ yang terkena (Sukardja, 2000).Sel kanker mempunyai keadaan fisiologi yang berbeda dibandingkan sel normal, sehingga sel kanker dapat dibedakan dengan sel normal. Secara umum ciri-ciri dari
 sel kanker antara lain: (a) memiliki pertumbuhan berlebih umumnya berbentuk tumor (b) bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (c) bersifat metastatif, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan 

pertumbuhan baru (Ganiswara dan Nafrialdi, 1995), (d) tidak sensitif terhadap signal antiproliferatif, (e) pemacuan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru), (f) mampu menghindari apoptosis (Hanahan and Weinberg, 2000). Salah satu sistem di dalam tubuh manusia yang mencegah penyebaran sel kanker adalah apoptosis yang menyebabkan sel bunuh diri. Apoptosis terjadi apabila DNA sel rusak, atau sel berkembang menjadi tumor, atau gen P53 yang juga dikenal sebagai gen pencegah kanker, kurang efektif (Yahya, 2002). Pada sel kanker mekanisme apoptosis ini hilang karena mutasi pada gen P53 (Hanahan and Weinberg, 2000).

b) Karsinogen dan Karsinonegesis
Menurut Sukardja (2000), karsinogen adalah zat atau bahan yang dapat menimbulkan kanker. Di dalam alam banyak terdapat karsinogen, yang meliputi:
1) Karsinogen kimiawi, seperti aflatoksin, nitrosianin, bahan anorganik seperti
arsen, krom, asbes, peptisida, tir atau jelaga, bahan kimia atau industri.
2) Sinar ionisasi (sinar X atau sinar rontgen dan sinar-UV).
3) Virus DNA, RNA, dan refroid (virus papova, herpes).
4) Hormon (estrogen, testoteron).

Dari studi penyebaran penyakit dan data laboratorium diperkirakan bahwa senyawa karsinogen yang terdapat dalam lingkungan dan makanan minuman merupakan penyebab kanker yang terbesar. Sekitar 70-90 % penderita kanker diduga disebabkan oleh senyawa karsinogen (Mulyadi, 1997). Karsinogenesis adalah suatu proses perubahan struktur DNA yang bersifat irreversibel, sehingga terjadilah kanker (Mulyadi, 1997). Kanker dapat terjadi karena ada kerusakan atau transformasi protoonkogen dan supresor gen sehingga terjadi perubahan dalam cetakan protein dari yang telah diprogramkan semua yang mengakibatkan timbulnya sel kanker (Sukardja, 2000).
2. Sel Myeloma

Multiple Myeloma (MM) merupakan suatu neoplasma yang ditandai dengan adanya proloferasi sel plasma. Penyakit ini timbul pada tulang soliter, difus, atau multipel. Gambaran mengenai penyakit ini menunjukkan adanya destruksi tulang, infiltrasi sel plasma pada sumsum tulang, hiperproteinemia dan hipergamma (Robianto, 2004). Tumor tumbuh terutama dalam sumsum tulang dan tulang yang berdekatan, menyebabkan anemia, sakit tulang, lesi litik, tulang patah, dan juga meningkatkan kerentanan pada infeksi (Katzung, 1992).

Turunan sel Myeloma pertama kali diambil dari Merwin Plasma Sel Tumor-11 (MPC-11) yang diisolasi dari mencit Balb/c yang diperoleh dari J. Fahey pada tahun 1967 oleh R. Laskov dan M.D. Scharff. Sel tumor ini diadaptasikan ke dalam kultur secara terus-menerus sampai enam kali dan dipelihara dalam flask yang berisi Dulbecco's-Eagle's medium dengan asam amino non esensial dan 20% serum kuda yang in aktif (Fetal Bovine Serum) (Anonim, 1983). Sel Myeloma yang akan digunakan harus berada dalam satu kondisi pertumbuhan yang eksponensial atau dalam pertumbuhan fase logaritmik. Kondisi ini dapat dicapai bilamana beberapa hari sebelum fusi, tiap hari dilakukan penggantian medium sambil mengencerkan kepadatan sel dengan jalan memindahkan ke culture flask yang lebih besar (Mahardika, 2004).
3. Tanaman Ceplukan


Sumber : http://gooooocir.blogspot.com/